This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Showing posts with label penyihir. Show all posts
Showing posts with label penyihir. Show all posts

Wednesday, 18 July 2012

Memahami Fenomena Poltergeist (Gangguan Hantu)

Sejak lama kita telah mengenal adanya fenomena aneh seperti rumah hantu, pertanda-pertanda kemunculan hantu dan sebagainya. Poltergeist bisa dikatakan membawa kejadian-kejadian aneh tersebut. Poltergeist dalam bahasa Jerman diterjemahkan sebagai "roh yang berisik" atau "hantu yang berisik". Parapsikolog menyebut fenomena ini sebagai "Recurrent Spontaneous Psychokinesis" (RSPK). Namun, fenomena apakah sebenarnya poltergeist itu? Bisakah dinalar secara logika?

Fenomena Poltergeist memiliki beberapa karakteristik umum antara lain:
1. Barang-barang yang bergerak sendiri, bahkan benda-benda yang berat
2. Pintu dan jendela yang dibuka/ditutup oleh mahkluk tak kasat mata
3. Suara erangan, jeritan, ledakan, tumbukan, goresan, ketukan di lantai, pintu, dan dinding.
4. Langkah-langkah berat
5. Tempat tidur yang bergetar
6. Bau busuk
7. Kebakaran misterius
8. Gangguan fungsi peralatan listrik
9. Penampakan dan bahkan serangan fisik
10. Lemparan batu, bata, bahkan kotoran.

Poltergeist

Tanda pertama yang biasanya muncul dalam kejadian poltergeist adalah lemparan batu, rumah-rumah korban dibombardir oleh batu atau bata kadang selama beberapa hari (atau bahkan minggu) sebelum fenomena tak terjelaskan yang lain muncul. Aktivitas poltergeist sangat mungkin menjadi dalang kekacauan di Rumah Hantu Amityville.


Poltergeist dalam Sejarah


Sebuah point yang sangat penting tentang fenomena Poltergeist adalah bahwa ia telah muncul sepenjang sejarah dalam banyak budaya dan umumnya memiliki karakteristik yang sama. Sejarawan pada abad pertama Yahudi, Josephus, menggambarkan fenomena "kepemilikan" yang saat ini lebih dikenal sebagai poltergeist.

Jacob Grimm, menulis dalam bukunya Deutsche Mythologie, menjelaskan sejumlah kasus, termasuk didalamnya kejadian mengenai batu-batu yang dilemparkan, orang ditarik keluar dari tempat tidur, terdengar ketukan dan suara keras, dll. Pendeta dan penulis Giraldus Cambernsis menggambarkan sebuah rumah di Pembrokshire yang dihuni roh jahat, dikatakannya banyak benda yang dilempar, pakaian yang dicabik-cabik, dan 'roh' bahkan bicara secara terbuka tentang rahasia2 orang.

Selama beberapa ratus tahun terakhir, lebih banyak kasus terkenal yang terjadi, termasuk kasus 'Tedworth Drummer' di Inggris pada 1661, dimana sebuah drum yang dimiliki seorang pengemis yang sedang dipenjara bermain sendiri ditemani fenomena lain seperti kursi yang dilempar, tempat tidur dengan pelayan di atasnya tiba-tiba terangkat, dan banyak suara menggaruk yang keras


Kasus Poltergeist Enfield dan Mackenzie 

Dua kasus modern yang terjadi adalah "Enfield Poltergeist" dan "Mackenzie Poltergeist".
Enfield Poltergeist adalah serangkaian kejadian poltergeist yang terjadi di Inggris antara agustus 1977 dan september 1978, ditambah ledakan pada Agustus 1980. Fenomena itu terjadi di Enfield London utara disebuah rumah yang disewakan pada Peggy Hodgson, single parent dengan empat anak.

Selama waktu tersebut, furnitur pindah sendiri, terdengar suara ketukan di dinding, mainan anak -anak dilemparkan dan menjadi terlalu panas jika disentuh, genangan air di lantai, angin dingin, serangan fisik, munculnya graffiti, malfungsi dan kerusakan pada berbagai peralatan, dan bermacam benda dilempar disekeliling rumah. Setelah mengunjungi rumah tersebut, George Fallows, seorang reporter senior untuk Daily Mirror, menyarankan agar Society for Psychical Research (SPR) dipanggil untuk menyelidiki.


Enfield Poltergeist
Serangkaian kejadian menegangkan pada sebuah kasus yang dikenal sebagai poltergeist Mackenzie (dan konon masih terjadi) pada 1999 di Greyfriars Kirkyard, Edinburgh. Peristiwa tersebut dipicu oleh seorang tunawisma yang bermalam di sebuah mausoleum milik Sir George Mackanzie yang meninggal pada 1691.

Sir George Mackanzie selama hidupnya dikenal sebagai penganiaya haus darah dan aktivis Presbiteraian. Tunawisma tadi tidak sengaja membuat kerusakan di peti mati Sir Mackenzie, dan tiba-tiba ia berlari dan menjerit setelah menyaksikan terror di tempat tersebut. Ia ditemukan oleh polisi dalam keadaan mengigau. Sejak saat itu banyak fenomena aneh pada malam hari bermunculan di Kirkyard dan area sekitarnya.


Mackenzie Poltergeist


Rumah di sekitar terganggu oleh benda-benda yang berterbangan. Sedangkan pengunjung situs sendiri mengalami perasaan panas atau dingin yang ekstrim, menderita luka dan memar dari penyerang yang tidak diketahui, tenggorokan mereka dicekik, mantel mereka ditarik, bahkan mereka bisa tak sadarkan diri oleh kekuatan tak terlihat.

Penjelasan Fenomena Poltergeist

Jadi apa yang menyebabkan fenomena poltergeist? Selain pengakuan palsu dan berlebihan yang meskipun berlaku untuk beberapa kasus, tidak berarti berlaku untuk semua. Teori yang populer adalah poletergeist disebabkan oleh manusia, terutama gadis remaja. Para peneliti percaya bahwa remaja bermasalah secara tidak sadar memanipulasi obyek menggunakan psikokinesis, jenis energi yang dihasilkan otak. Manurut peneliti dari Pusat Penelitian Rhine Institut Parapsikologi di Duke University, Durham, North Carolina, aktivitas poltergeist adalah expresi fisik dari trauma psikologis.

Namun, penjelasan yang lebih natural sering menjadi penyebab dari fenomena poltergeist. Elektromagnetik Interference (EMI) telah ditemukan dibalik satu poltergeist. Dan ada peningkatan jumlah bukti yang menunjukkan bahwa hal itu bisa menjelaskan lebih banyak kasus.

Mungkin pengetahuan tersebut bisa membantu menjelaskan kasus poltergeist seperti pada Eleonore Zugun dan Carol Compton (baca manusia api). Namun ini tidak menjelaskan bagaimana daya yang dihasilkan cukup untuk memindahkan benda-benda seperti furniture yang berat, atau ruang mandi dengan bebatuan, membuat objek muncul entah dari mana, atau memulai kebakaran.

Ada juga sejumlah kasus poltergeist pada orang yang tidak memiliki masalah psikologis sama sekali, ada juga fenomena poltergeist pada sebuah keluarga yang bahkan tidak ada remaja sama sekali didalamnya. Lalu apa penjelasannya? Selain itu bahwa ada jutaan remaja bermasalah di seluruh dunia, tapi sebagian besar tersebut tidak menyebabkan aktivitas poltergeist. Peneliti lain telah menunjukkan bahwa entitas roh bertanggung jawab atas poltergeist. Namun 'roh' secara ilmiah tidak bisa diselidiki, meskipun ada rekaman suara yang menarik dari kasus poltergeist Enfield.

Namun, jika kita hitung, kejadian ekstrim yang diduga aktivitas poltergeist sendiri adalah berlebihan. Meskipun demikian, sampai sekarang belum ditemukan penjelasan yang cukup meyakinkan untuk fenomena poltergeist. Kasus-kasus poltergeist secara signifikan menunjukkan karakteristik yang serupa selama periode waktu yang sangat lama dan dalam budaya yang sangat berbeda. Keanehan dan ke-konsistennya mungkin membuat poltergeist menjadi misteri abadi yang tidak dapat dijelaskan.  

Wednesday, 3 August 2011

Leak

Dalam mitologi Bali, Leak adalah penyihir jahat. Le artinya penyihir dan ak artinya jahat. Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun pemburu leak. Di siang hari ia tampak seperti manusia biasa, sedangkan pada malam hari ia berada di kuburan untuk mencari organ-organ dalam tubuh manusia yang digunakannya untuk membuat ramuan sihir. Ramuan sihir itu dapat mengubah bentuk leak menjadi seekor harimau, kera, babi atau menjadi seperti Rangda. Bila perlu ia juga dapat mengambil organ dari orang hidup.

Leak merupakan suatu ilmu kuno yang diwariskan oleh leluhur Hindu di Bali.
Pada zaman sekarang ini orang bertanya-tanya apa betul leak itu ada?, apa betul leak itu menyakiti?
Secara umum leak itu tidak menyakiti, leak itu proses ilmu yang cukup bagus bagi yang berminat.
Karena ilmu leak juga mempunyai etika-etika tersendiri.

Tidak gampang mempelajari ilmu leak.
Dibutuhkan kemampuan yang prima untuk mempelajari ilmu leak.
Di masyarakat sering kali leak dicap menyakiti bahkan bisa membunuh manusia, padahal tidak seperti itu.
Ilmu leak juga sama dengan ilmu yang lainnya yang terdapat dalam lontar-lontar kuno Bali.

Dulu ilmu leak tidak sembarangan orang mempelajari, karena ilmu leak merupakan ilmu yang cukup rahasia sebagai pertahanan serangan dari musuh.
Orang Bali Kuno yang mempelajari ilmu ini adalah para petinggi-petinggi raja disertai dengan bawahannya.
Tujuannya untuk sebagai ilmu pertahanan dari musuh terutama serangan dari luar.
Orang-orang yang mempelajari ilmu ini memilih tempat yang cukup rahasia, karena ilmu leak ini memang rahasia.
Jadi tidak sembarangan orang yang mempelajari.
Namun zaman telah berubah otomatis ilmu ini juga mengalami perubahan sesuai dengan zamannya.
Namun esensinya sama dalam penerapan.
Yang jelas ilmu leak tidak menyakiti.
Yang menyakiti itu ilmu teluh atau nerangjana, inilah ilmu yang bersifat negatif, khusus untuk menyakiti orang karena beberapa hal seperti balas dendam, iri hati, ingin lebih unggul, ilmu inilah yang disebut pengiwa.
Ilmu pengiwa inilah yang banyak berkembang di kalangan masyarakat seringkali dicap sebagai ilmu leak.
Seperti yang dikatakan diatas leak itu memang ada sesuai dengan tingkatan ilmunya termasuk dengan endih leak.
Endih leak ini biasanya muncul pada saat mereka lagi latihan atau lagi bercengkrama dengan leak lainnya baik sejenis maupun lawan jenis.
Munculnya endih itu pada saat malam hari khususnya tengah malam.
Harinya pun hari tertentu tidak sembarangan orang menjalankan untuk melakukan ilmu tersebut.
Mengapa ditempat angker?
Ini sesuai dengan ilmu leak dimana orang yang mempelajari ilmu ini harus di tempat yang sepi, biasanya di kuburan atau di tempat sepi.
Endih ini bisa berupa fisik atau jnananya (rohnya) sendiri, karena ilmu ini tidak bisa disamaratakan bagi yang mempelajarinya.
Untuk yang baru-baru belajar, endih itu adalah lidahnya sendiri dengan menggunakan mantra atau dengan sarana.
Dalam menjalankan ilmu ini dibutuhkan sedikit upacara.
Sedangkan yang melalui jnananya (rohnya), pelaku menggunakan sukma atau intisari jiwa ilmu leak.
Sehingga kelihatan seperti endih leak, padahal ia diam di rumahnya. Yang berjalan hanya jiwa atau suksma sendiri.
Bentuk endih leak ini beraneka ragam sesuai dengan tingkatannya.
Ada seperti bola, kurungan ayam, tergantung pakem (etika yang dipakai).
Ilmu ini juga memegang etika yang harus dipatuhi oleh penganutnya.

Endih leak ini tidak sama dengan sinar penerangan lainnya, kalau endih leak ini biasanya tergantung dari yang melihatnya.
Kalau yang pernah melihatnya, endih berjalan sesuai dengan arah mata angin, endih ini kelap-kelip tidak seperti penerangan lainnya hanya diam.
Warnanya pun berbeda, kalau endih leak itu melebihi dari satu warna dan endih itu berjalan sedangkan penerangan biasanya warna satu dan diam.
Karena endih leak ini memiliki sifat gelombang elektromagnetik mempunyai daya magnet.
Ilmu leak tidak menyakiti.
Orang yang kebetulan melihatnya tidak perlu waswas.
Bersikap sewajarnya saja.
Kalau takut melihat, ucapkanlah nama nama Tuhan.
Endih ini tidak menyebabkan panas.
Dan endih tidak bisa dipakai untuk memasak karena sifatnya beda.
Endih leak bersifat niskala, tidak bisa dijamah.

Pada dasarnya, ilmu leak adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk mencari pencerahan lewat aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada yang disebut leak.
Yang ada adalah “liya, ak” yang berarti lima aksara (memasukan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui tata cara tertentu).
Lima aksara tersebut adalah Si, Wa, Ya, Na, Ma.
- Si adalah mencerminkan Tuhan
- Wa adalah anugrah
- Ya adalah jiwa
- Na adalah kekuatan yang menutupi kecerdasan
- Ma adalah egoisme yang membelenggu jiwa
Kekuatan aksara ini disebut panca gni (lima api). Manusia yang mempelajari kerohanian apa saja, apabila mencapai puncaknya dia pasti akan mengeluarkan cahaya (aura).
Cahaya ini keluar melalui lima pintu indria tubuh yakni telinga, mata, mulut, ubun-ubun, serta kemaluan.
Pada umumnya cahaya itu keluar lewat mata dan mulut. Sehingga apabila kita melihat orang di kuburan atau tempat sepi, api seolah-olah membakar rambut orang tersebut.
Pada prinsipnya, ilmu leak tidak mempelajari bagaimana cara menyakiti seseorang. Yang dipelajari adalah bagaimana mendapatkan sensasi ketika bermeditasi dalam perenungan aksara tersebut.
Ketika sensasi itu datang, maka orang itu bisa jalan-jalan keluar tubuhnya melalui ngelekas atau ngerogo sukmo. Kata ngelekas artinya kontaksi batin agar badan astra kita bisa keluar. Ini pula alasannya orang ngeleak.
Apabila sedang mempersiapkan puja batinnya disebut angeregep pengelekasan. Sampai di sini roh kita bisa jalan-jalan dalam bentuk cahaya yang umum disebut endih.
Bola cahaya melesat dengan cepat. Endih ini adalah bagian dari badan astral manusia (badan ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu)
Di sini pelaku bisa menikmati keindahan malam dalam dimensi batin yang lain. Jangan salah, dalam dunia pengeleakan ada kode etiknya.
Sebab tidak semua orang bisa melihat endih. Juga tidak sembarangan berani keluar dari tubuh kasar kalau tidak ada kepentingan mendesak.
Peraturan yang lain juga ada seperti tidak boleh masuk atau dekat dengan orang mati. Orang ngeleak hanya shoping-nya di kuburan (pemuwunan).
Apabila ada mayat baru, anggota leak wajib datang ke kuburan untuk memberikan doa agar rohnya mendapat tempat yang baik sesuai karmanya.
Begini bunyi doa leak memberikan berkat : “ong, gni brahma anglebur panca maha butha, anglukat sarining merta. mulihankene kite ring betara guru, tumitis kita dadi manusia mahatama. ong rang sah, prete namah”.
Sambil membawa kelapa gading untuk dipercikan sebagai tirta. Nah, di sinilah ada perbedaan pandangan bagi orang awam. Dikatakan bahwa leak ke kuburan memakan mayat, atau meningkatkan ilmu.
Kenapa harus di kuburan? Paham leak adalah apa pun status dirimu menjadi manusia, orang sakti, sarjana, kaya, miskin, akan berakhir di kuburan.
Tradisi sebagian orang di India tidak ada tempat tersuci selain di kuburan. Kenapa demikian?
Di tempat inilah para roh berkumpul dalam pergolakan spirit.
Di Bali kuburan dikatakan keramat, karena sering muncul hal-hal yang menyeramkan. Ini disebabkan karena kita jarang membuka lontar tatwaning ulun setra.
Sehingga kita tidak tahu sebenarnya kuburan adalah tempat yang paling baik untuk bermeditasi dan memberikan berkat doa.
Sang Buda Kecapi, Mpu Kuturan, Gajah Mada, Diah Nateng Dirah, Mpu Bradah, semua mendapat pencerahan di kuburan.
Di Jawa tradisi ini disebut tirakat.

Leak juga mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang dipelajari. Ada tujuh tingkatan leak.
Leak barak (brahma).
Leak ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api. Leak bulan, leak pemamoran, leak bunga, leak sari, leak cemeng rangdu, leak siwa klakah.
Leak siwa klakah inilah yang tertinggi. Sebab dari ketujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya.
Setiap tingkat mempunyai kekuatan tertentu. Di sinilah penganut leak sering kecele, ketika emosinya labil.
Ilmu tersebut bisa membabi buta atau bumerang bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama perguruan.
Sama halnya seperti pistol, salah pakai berbahaya. Makanya, kestabilan emosi sangat penting, dan disini sang guru sangat ketat sekali dalam memberikan pelajaran.
Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang ketakutan serta sumber penyakit, atau aji ugig bagi sebagian orang.
Padahal ada aliran yang memang spesial mempelajari ilmu hitam disebut penestian. Ilmu ini memang dirancang bagaimana membikin celaka, sakit, dengan kekuatan batin hitam.
Ada pun caranya adalah dengan memancing kesalahan orang lain sehingga emosi. Setelah emosi barulah dia bereaksi.
Emosi itu dijadikan pukulan balik bagi penestian. Ajaran penestian menggunakan ajian-ajian tertentu, seperti aji gni salembang, aji dungkul, aji sirep, aji penangkeb, aji pengenduh, aji teluh teranjana. Ini disebut pengiwa (tangan kiri).
Kenapa tangan kiri, sebab setiap menarik kekuatan selalu memasukan energi dari belahan badan kiri.
Pengiwa banyak menggunakan rajah-rajah (tulisan mistik). Juga pintar membuat sakit dari jarak jauh, dan dijamin tidak bisa dirontgent di lab.
Yang paling canggih adalah cetik (racun mistik). Aliran ini bertentangan dengan pengeleakan. Apabila perang, beginilah bunyi mantranya, ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan segara gni…bla…bla.
Ilmu Leak ini sampai saat ini masih berkembang karena pewarisnya masih ada, sebagai pelestarian budaya Hindu di Bali dan apabila ingin menyaksikan leak ngendih datanglah pada hari Kajeng Kliwon Enjitan di Kuburan pada saat tengah malam.